Palembang, Wartasumsel.co.id – Penunjukan langsung Gubernur Sumatera Selatan terhadap Maha Resi Tama, S.E., M.M. sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sumatera Selatan membawa angin segar dalam tubuh institusi penegak Peraturan Daerah tersebut. Langkah ini dinilai memberi dampak positif bagi masyarakat, khususnya di wilayah Sumatera Selatan.
Saat ditemui di kantornya, Tama menyambut baik berbagai aspirasi dan masukan yang disampaikan masyarakat. Ia menegaskan pentingnya membangun kembali kepercayaan publik terhadap Satpol PP melalui pendekatan yang lebih persuasif, humanis, dan profesional.
“Polisi Pamong Praja sangat dekat dengan masyarakat. Kami memiliki tanggung jawab berat sebagai simbol pemerintah daerah yang hadir langsung di tengah warga. Karena itu, saya menekankan kepada seluruh anggota Satpol PP — baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota — untuk melakukan pendekatan persuasif dan humanis, tanpa mengurangi ketegasan dalam menegakkan peraturan daerah,” ujarnya.
“Sering kali kesalahpahaman menjadi awal dari keributan di masyarakat. Maka dari itu, Satpol PP, masyarakat, dan semua dinas terkait harus saling memahami, baik sebelum maupun sesudah menjalankan penegakan peraturan daerah.”
Karier dan Visi Kepemimpinan
Lahir dan menempuh pendidikan di Yogyakarta, Maha Resi Tama merupakan alumnus Universitas Dr. Soetomo angkatan 1990. Ia pertama kali menginjakkan kaki di Palembang pada tahun 2006, dan setahun kemudian diangkat sebagai PNS di Dinas Perindustrian Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan).
Kariernya menanjak pesat. Dari jabatan di tingkat kelurahan, kantor ekonomi, hingga Kabag Protokol dan Camat Martapura (2018). Sebelum dipercaya sebagai Plt. Kasat Pol PP Provinsi Sumatera Selatan, Tama menjabat Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).
Slogan “Humanis Tanpa Mengurangi Ketegasan” menjadi semangat utama yang ia bawa dalam memimpin Satpol PP Sumatera Selatan.
“Jabatan hanyalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pada hakikatnya, kami adalah pelayan publik yang wajib melayani semua lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Tama juga mengaku terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat masih menjabat Sekretaris Kesbangpol.
“Dulu saya pernah melihat pedagang yang dagangannya digotong paksa oleh anggota Satpol PP. Yang tersisa hanyalah keributan, kesedihan, dan rasa putus asa. Dari situ saya belajar bahwa ketegasan harus disertai empati. Karena itu, saat pertama kali menjabat Plt. Kasat Pol PP, saya menekankan pentingnya sikap humanis, persuasif, profesional, berintegritas, berwawasan luas, disiplin, serta ramah dan supel kepada masyarakat,” jelasnya.
Sinergi dan Tantangan di Lapangan
Dalam perhelatan Fornas Korpri 2025 di Palembang, Tama menegaskan bahwa Satpol PP telah bersinergi dengan Polri dan TNI untuk menjaga ketertiban, baik di dalam maupun di luar venue.
“Sinergi positif ini telah memberikan rasa aman bagi seluruh pengunjung dan peserta. Sementara untuk keluhan terkait keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di sekitar lokasi, sudah kami tindak lanjuti secara tertib,” ujarnya.
Selain itu, Tama juga menyoroti meningkatnya aksi premanisme di kawasan Macan Lindungan, yang kerap meresahkan pengguna jalan.
“Saya sendiri pernah menjadi korban premanisme di jalan. Karena itu, saya sudah menginstruksikan staf untuk menelusuri kejadian tersebut dan menindaklanjutinya secara humanis namun tegas, demi mengembalikan citra Palembang sebagai kota yang Bersih, Aman, Rapi, dan Indah (BARI),” tegasnya.
Menurut Tama, keamanan dan ketertiban menjadi fondasi utama bagi pembangunan dan pariwisata Sumatera Selatan.
“Kami ingin semua warga dan wisatawan merasa nyaman ketika berada di Sumatera Selatan. Itulah bentuk pelayanan nyata kami kepada masyarakat,” pungkasnya. (rhm)