Indralaya, Wartasumsel.co.id – Nonton Barang alias Nobar di SD Cinta Manis Lubuk Keliat, Kabupaten Ogan Ilir pada Kamis, (11/12/2024) menuai kontroversi di kalangan wali murid, pasalnya siswa diwajibkan bayar.
Berdasarkan laporan orang tua siswa yang namanya kami rahasiakan mengatakan, tidak seharusnya pihak sekolah memungut uang untuk bayar nonton tersebut.
“Hari ini, acara tonton itu telah dilaksanakan”, imbuhnya.
“Film yang di tonton itu, seperti kisah kisah nabi, sejarah kota Palembang, dinosaurus dan film film lain, itu menurut penuturan anak saya sehabis pulang dari nonton.
Dia menambahkan, harusnya disaat presiden sedang menggalakkan program makan siang gratis, malah di SD Cinta Manis Lubuk Keliat ini programnya ‘Nonton Barang’ berbayar.
Berdasarkan penelusuran media ini, ternyata program nobar dilaksanakan juga dibeberapa SDN di Lubuk Keliat.
Acara nobar itu, tidak diikuti oleh semua siswa. Mereka yang tidak punya uang, ada yang memilih tidak datang ke sekolah alias bolos sekolah.
Apakah ini berdampak positif atau negatif? Silahkan nilai sendiri, bagaimana dengan orang tuanya yang ekonominya lagi susah, jelas anaknya tidak bisa nonton, lantas bagaimana dengan anaknya di mata teman-temannya?
Perlu diketahui bahwa SD Cinta Manis Lubuk Keliat adalah salah satu SD penerima Dana Bos, apakah wajar jika masih memungut uang nobar ke siswa? Terus apakah ini yang disebut pungutan liar?
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Cinta Manis Lubuk Keliat, Menik Mardiasih membenarkan acara nobar tersebut dan membenarkan adanya pungutan.
Menurutnya, pihak sekolah hanya memfasilitasi dari keinginan wali murid dan tidak ada paksaan terhadap siswa.
“Saya mengijinkan setelah memahami isi dari film cek film saya lihat dulu, setelah sesuai kami dampingi siswa nonton, sekitar 115 orang dari 245 siswa benar adanya”, jelasnya ketika dihubungi media ini via whatsapp pada Jum’at (13/12/2024).
“Benar mas, yang mungut bukan sekolah, jangan salah lho”, tambahnya.
Berdasarkan informasi yang didapat acara nobar itu diadakan oleh Hanum Cinema Group. Media ini masih mencari informasi terkait event yang dilaksanakan itu, apakah itu ilegal? dan apakah sudah mendapatkan izin untuk mengadakan even-event di sekolah? Karena ini melibatkan sekolah dan ada pungutan ke siswa dan apakah itu termasuk pungli?
Menanggapi persoalan ini Ketua Deputi Lembaga Pemantau Situasi Indonesia (LAPSI) Sumatera Selatan, Supeno, SH mengatakan, dirinya dan tim akan menyoroti permasalahan ini.
“Kami pastinya akan menyoroti permasalahan ini dan mencari tahu tentang EO event ini apakah sudah mendapatkan izin dari pihak pihak terkait, termasuk juga akan menyoroti keterlibatan pihak sekolah”, jelas Supeno, SH.
Dia menambahkan, sepertinya kegiatan ini ada dibeberapa SD di Kecamatan Lubuk Keliat, jika memang ada indikasi pungli dan kegiatan itu ilegal maka tidak menutup kemungkinan pihaknya akan melaporkan ke pihak yang berwenang.
Menurut Supeno, SH harusnya, jika itu untuk mengedukasi siswa, maka siswa harusnya ikut semua tanpa ada pembedaan alias bayar atau tidak bayar.
“Nah ini yang terjadi, tidak semua siswa ikut, yang punya uang saja yang ikut. Itu artinya progam tersebut tidak sampai ke siswa seutuhnya”, jelasnya.
Dia menambahkan, ini dapat dikatakan kemunduran dunia pendidikan, pendidikan sudah dijadikan ajang bisnis, “itu program bagus, tetapi kenapa mesti bayar”, tolong dong pihak-pihak yang terkait agar turut menyoroti dunia pendidikan yang “kebablasan ini”, jelas Supeno.
Sementara itu, Ketua K3S Lubuk Keliat yang juga Korwil Diknas Kecamatan Lubuk Keliat Liana Widayanti, mengatakan bahwa dirinya tidak tahu tentang acara nobar tersebut.
“Kami tidak tahu tentang nobar itu, izin siapa dan dari siapa untuk siapa, kerjasama siapa” Jelasnya ketika dihubungi via whatsapp nya pada Kamis (12/12/2024) (hati)