Menu

Mode Gelap
DPRD OKI Gelar Paripurna Usulan Pengesahan Pelantikan Bupati Wakil Bupati OKI Terpilih KUASA HUKUM ASTA TOLAK ADANYA MENGGERAKKAN ASN DI PILKADA BANYUASIN KUASA HUKUM HBA HENNY MEMINTA HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI MEMUTUSKAN PSU DAN DISKUALIFIKASI PASLON JM ARIFAI DI PILKADA EMPAT LAWANG Barisan Pemantau Pemilihan Sumatera Selatan Gugat KPU Ogan Ilir di MK Ruko 2 Lantai Disegel KPK, Apakah Ada Kaitannya dengan Dugaan Kasus Korupsi Dispora OKI?  Saldo Dana Nasabah BRI Lenyap, Nasabah Mengadu Ke Badan  Perlindungan Konsumen Nasional

Nasional

*MENUJU INDONESIA EMAS MELALUI GERAKAN REVOLUSIONER DAN PEOPLE POWER*

badge-check


					*MENUJU INDONESIA EMAS MELALUI GERAKAN REVOLUSIONER DAN PEOPLE POWER* Perbesar

*MENUJU INDONESIA EMAS MELALUI GERAKAN REVOLUSIONER DAN PEOPLE POWER*

Oleh : Muhammad Ali

Aktivis 98,Jurnalis,Analis Politik dan Ekonomi

Revolusi diyakini sebagai jalan untuk melakukan lompatan sejarah peradaban suatu bangsa. Revolusi memang penting, tetapi yang lebih penting adalah konsep rekonstruksi dan restrukturisasinya yang harus jelas dan terukur dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat yang kompleks. Oleh karenanya, revolusi bukan pekerjaan individual tetapi pekerjaan kolektif seluruh komponen bangsa.

Maka dari itu, sifat revolusioner sangat penting dimiliki setiap anak bangsa Indonesia untuk membawa negaranya menjadi negara yang lebih baik.

Jeff Goodwin dan James M. Jasper mendefinisikan Gerakan Revolusioner secara sederhana adalah gerakan sosial yang berusaha, paling tidak, untuk menggulingkan pemerintah atau negara untuk membawa perubahan dalam pemerintahan, rezim, atau masyarakat melalui kudeta, dekrit dan kekuatan rakyat atau People Power serta kekerasan. Didalam politik, seorang revolusioner adalah seorang yang mendukung perubahan secara tiba-tiba, cepat, tanpa direncana atau direncana secara drastis untuk menggantikan status quo, sementara seorang reformis adalah seseorang yang mendukung perubahan yang lebih bertahap dan bekerja didalam sistem.

Salah satu tokoh sejarah Indonesia yang terkenal memiliki pemikiran yang revolusioner adalah Soekarno. Tak heran bila ia dikenal sebagai pahlawan revolusi yang memiliki peranan dan pemikiran yang bervisi jauh ke depan.

Orang-orang revolusioner adalah orang-orang yang menghendaki perubahan menyeluruh. Seperti halnya Soekarno yang memiliki pikiran tentang jalannya revolusi dan pikirannya sangat berpengaruh bagi bangsa Indonesia.

Di era perubahan teknologi yang semakin cepat yang berdampak pada segala bidang kehidupan, membuat kita mau tidak mau mengikuti perubahan tersebut. Jika tidak, kita akan hidup tertinggal dan sulit berkembang.

Pemikiran yang revolusioner pada akhirnya akan membawa kita bisa mengarungi jaman dengan lebih baik. Pribadi yang revolusioner adalah mereka yang tidak kaku, mereka yang memiliki kemauan kuat untuk berubah dari arah yang buruk ke arah yang baik.

Bangsa Indonesia, sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pernah mengalami tiga kali fase penggulingan kekuasaan oleh kekuatan mahasiswa dan rakyat Indonesia atau People Power, tanpa Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pemilihan Presiden (Pilpres)

Tahun 1966, tepatnya tanggal 11 Maret, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret kepada Letjen Soeharto untuk memulihkan Keadaan negara dan mengendalikan Roda Pemerintahan Indonesia yang sedang kacau dan sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik serta harga harga barang naik sangat tinggi terutama bahan bakar minyak (BBM), akibatnya Mahasiswa melakukan aksi turun kejalan menuntut kepada Presiden Soekarno membubarkan PKI, merombak Kabinet dan menurunkan Harga. Sejak dikeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret, menjadikan Letjen Soeharto sebagai Panglima Tertinggi atas Angkatan Darat, Laut, udara dan Kepolisian Republik Indonesia serta menggantikan Presiden Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia.

Setelah berkuasa selama 32 Tahun, akhirnya Presiden Soeharto didesak mundur oleh para mahasiswa dari kekuasaannya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto pun resmi mengundurkan diri, lalu digantikan oleh Wakil Presidennya BJ.Habibie, dikarenakan saat itu situasi tanah air mengalami kerusuhan dimana mana, dimulai dari krisis moneter, nilai kurs Dollar terhadap rupiah tinggi, tewasnya 7 orang Mahasiswa Universitas Trisakti, akibat tembakan peluru tajam oleh aparat keamanan, hingga memicu kemarahan para mahasiswa sampai menduduki Gedung MPR DPR untuk mendesak Pimpinan MPR DPR memberhentikan Presiden Soeharto dari kursi jabatannya dan melakukan reformasi total.

Pada saat kepemipinan Presiden BJ Habibie memimpin Pemerintahan Republik Indonesia menggantikan Presiden Seoharto, Presiden BJ Habibie banyak merevisi Undang Undang, terutama Undang Undang Partai Politik, Pemilu dan Susunan Kedudukan MPR DPR, sehingga mengubah Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, salah satunya adalah mempercepat pelaksanaan Pemilu, yang seyogyanya pelaksanaan Pemilu tahun 2002 menjadi tahun 1999 dan untuk pertama kali juga pertanggungjawaban Presiden ditolak oleh MPR DPR, sehingga membuat Presiden BJ.Habibie tidak mau mencalonkan diri lagi sebagai Presiden Republik Indonesia dan pada akhirnya terpilihlah KH.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden BJ.Habibie, tetapi kepemimpinan itu tidak berlangsung lama, tepatnya pada tanggal 23 Juli 2001 lebih kurang satu setengah tahun, Presiden KH.Abdurrahman Wahid atau Gus Dur diberhentikan ditengah jalan oleh anggota MPR DPR lewat Sidang Istimewa, dikarenakan gangguan Psikologi dan memperkeruh situasi politk saat itu dan digantilah oleh Megawati Soekarno Putri yang sebelumnya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

Saat ini Bangsa Indonesia sudah hampir 80 Tahun Merdeka dan telah berhasil mengusir penjajah asing dari Tanah Air Indonesia serta sudah hampir 27 tahun dimasa reformasi, akan tetapi sebagian besar rakyat Indonesia masih berada dalam kemiskinan, kebodohan, pengangguran, ketimpangan, ketidakadilan, rasa takut dan belum merasakan hakikat kemerdekaan yang sebenarnya, bahkan mental dan akhlak para pejabat Indonesia sebagian besar rusak oleh korupsi, narkoba dan judi online serta haus kekuasaan dan materi. Hampir semua lembaga lembaga tinggi negara tidak bekerja secara profesional baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif semuanya bobrok.

Sejak merdeka bangsa Indonesia sudah melaksanakan 11 Pemilu yaitu, 1 kali saat orde lama, 5 kali saat orde baru dan 5 kali saat orde reformasi serta 8 kali telah berganti Presiden, tetapi sama sekali belum adanya perubahan yang membawa sebagian besar rakyat Indonesia kearah yang lebih baik, hidup sejahtera, adil dan makmur.

Jakarta, 7 Januari 2025

Penulis

Muhammad Ali
Aktivis 98,Jurnalis,Analis Politik dan Ekonomi

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

DPRD OKI Gelar Paripurna Usulan Pengesahan Pelantikan Bupati Wakil Bupati OKI Terpilih

11 Januari 2025 - 00:40 WIB

KUASA HUKUM ASTA TOLAK ADANYA MENGGERAKKAN ASN DI PILKADA BANYUASIN

10 Januari 2025 - 09:34 WIB

KUASA HUKUM HBA HENNY MEMINTA HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI MEMUTUSKAN PSU DAN DISKUALIFIKASI PASLON JM ARIFAI DI PILKADA EMPAT LAWANG

10 Januari 2025 - 09:20 WIB

Barisan Pemantau Pemilihan Sumatera Selatan Gugat KPU Ogan Ilir di MK

8 Januari 2025 - 13:56 WIB

Saldo Dana Nasabah BRI Lenyap, Nasabah Mengadu Ke Badan  Perlindungan Konsumen Nasional

8 Januari 2025 - 04:05 WIB

Trending di Daerah